Selasa, 19 Maret 2013

Suka dan Duka Perjalanan Wanita - Wanita Perkasa di Kota Sebelah


Created by: Tita Miftahul Nisa

Penderitaan datang diawal hingga akhir. Namun kebahagiaan datang pada saatnya. Semua tak dapat direncanakan oleh insan. Itu semua hanya rencana Tuhan. Suka duka kita lalui dikota sebelah. Pandan  Wangi menjadi saksi bisu perjalanan kita, hati riang serta angan – angan indah terbina diatasnya, namun semua hanya angan – angan semata. Pemandangan nan elok tak menjamin rencana yang elok. Diawali dengan penderitaan yang memedihkan. Dimana saat kita bersahabat dengan Kamera, memori menolaknya dengan mentah – mentah. Seakan – akan kita diperdaya olehnya hingga bagaikan orang pikun, hingga lupa daratan semua orang menjadi santapan kita untuk meminta bantuan. Perasaan kalut menyelimuti hati sebab tak ada satu pun insan membantu kita. Semua perasaan kalut bercampur menjadi satu dalam sukma kita di sore hari. Langkah kaki peneuh derita membawa kita kejalan yang diridhoi Tuhan, GM penyelamat kita. Tanpa banyak basa – basi GM kami kunjungi. Tak terduga Sosok Malaikat tampan tanpa sayap menyelesaikan semua penderitaan kita. Hati riang gembira datang diatas raut muka penuh lelah Langkah kaki kita pun seolah – olah berubah menjadi putih sebersih kapas putih. Tanpa penuh beban kita lewati satu persatu bangunan dikota tersebut dengan senyuman, namun sebenarnya dibalik semua itu ada kelelahan yang terpendam oleh kebahagiaan. Tujuan kita hanya Alun – alun serta Rumah Tuhan, tiada lagi tujuan didalam benak kami. Sesampai disana tanpa banyak fikiran kami selonjorkan kaki kami, sebab kelelahan yang teramat dalam menyerang organ gerak kita. Setelah semua tubuh kondisinya kembali seperti semula. Kami berniatan untuk membersihkannya dan memenuhi kewajiban kita sebagai insan. Saat kedamaian menerpa kita namun keterpurukan datang begitu saja. Keadaan kacau berselimut sedih menderita salah seorang kami. Ia menangis meminta bantuan sebab keadaanya yang terkunci sendirian didepan Rumah Tuhan, berteriak – teriak untuk menyelamatkan kami yang terkunci didalam. Kami hanya berempat dan kami semua hanya sosok wanita. Kami semua yakin Tuhan mempunyai rencana lain dibalik semua masalah ini, ternyata Tuhan benar – benar mendengarkan doa kami. Kami semua terkumpul untuh didepan rumahnya dengan salah seorang penjaganya, namun kita tak gentar dengan semua ini sebab Boyfriend teman kami ada disisi kita saat duka. Tapi apa daya keputusan kita untuk meninggalkan rumah Tuhan sangat bulat, sebab Izin tak ada disisi kita untuk bermalan dirumahnya. Penuh kekhawatiran menyelimuti kita. Tanpa berfikir panjang kita melangkahkan kaki di Alun – alun dengan perasaan galau. Kami semua takut kejahatan menerpa kita, sebab tak ada tempat yang mau menampung kita. Bahkan rumah Tuhan tak mau menerimanya
Perut Lady bergejolak saat keadaan kalut seperti ini,  kami semua serasa ingin tertawa namun tertahan oleh hati yang galau. Zahro pun dengan hati ikhlas mengantarkannya ke kedai terdekat. Tinggal aku dan Diah yang berdiam dibawah pohon. Suasana yang  mendukung ku untuk meneteskan air mata saat itu. Alunan lagu sendu menjadi pengantar air mataku jatuh ke lantai, Aku hanya teringat oleh sosok Ibu dan Tuhan saat itu. Tanpa berfikir panjang ku arahkan wajahku berpaling dari Diah Untuk mengeluarkan semua isi hati melalui setetes air mata, ternyata Diah juga meratapi keadaan ini
Aku tak tau Diah juga menyimpan perasaan yang sama denganku. Namun ia hanya bisa membuat matanya berlinang. Aku tak tau saat kepala ia ditundukkan ternyata hatinya menjerit. Tak lama kemudian ponselku berdering tanda sms masuk, aku pun membaca pesan singkat dari Zahro. Namun aku binggung mau membalas pakai apa, sebab daya ponselku kosong tak ada sedikit pun. Tak tahan aku memendam semuanya akhirnya ku pun bercerita pada Diah, spontanitas kami tersenyum mendengarkan semuanya. Isi pesan dari Zahro pun kami turutin tanpa berfikirin panjang, mata memerah menjadi tanda kesedihan kami. Sesampai di kedai lesehan pun hatiku senang sebab sosok malaikat tanpa sayp membantuku, mereka membantu kami dengan ikhlas untuk mengisi daya segala macam ponsel kami. Kebahagiaan pun datang satu persatu, dengan paksaan teman – teman padaku untuk memohon pada malaikat itu, agar kami dapat bermalam didepan kedainya supaya tak ada kejahatan menerpa kita. Menjadi kesempatan emas yang kami terima, Tuhan ternyata adil. Dimana ada penderitaan, kebahagiaan pun datang, hati kita seolah – olah ingin menangis atas kebahagiaan ini namun tak mampu. Sebab terlau banyak insan yang memperhatikan kita dikedai tersebut
Kami pun terima dengan tawaran dua maalaikat paruh baya tanpa sayap itu, sebab ia menawarkan tawaran yang mengiyurkan untuk kami bermalam dirumahnya. Kami mempunyai rencana untuk membantunya membereskan rumahnya, namun semua itu tak sebanding dengan jasa mereka pada kami. Selesai makan kami pun diantar kerumahnya untuk bermalam. Nampaknya mereka menerima kami dengan ikhlas, sebab tak ada wajah yang menampakkan kepada kita mereka terpaksa. Kami tak menyangka bahwa kami diboyong kerumahnya menggunakan sepeda unik. Kami pun senang tak terkira dibawah indahnya malam. Lampu jalan menjadi saksi bisu kebahagiaan kami diatas sepeda unik. Kami pun mengabadikan moment tersebut dengan Kamera. Kami tak peduli dengan cemooh orang, yang kami hiraukan hanya kebahagiaan yang kami terima. Sesampai dirumahnya perasaan kaget memenuhi hati kita, semua janji mereka hanya bualan untuk kita agar menerima tawarannya. Sebab mereka mungkin merasakan penderitaan yang kami alami, kami pun terhanyut  dengan semua ini. Ternyata Tuhan masih mempunyai insan yang berhati mulia. Sesampai dirumahnya kami merasa merepotkan bagi keluarganya. Sebab mereka harus membereskan semua barangnya untuk tempat kami tidur
Kami pun berbicara padanya dengan hati yang sedih, namun mereka malah menolaknya  dan melayani kami bagaikan seorang ratu. Akhirnya kami putuskan untuk masuk ke dalam kamar, dengan hati sedih kami bercerita satu sama lain, namun kami tetap bahagia, senda gura pun terjadi saat itu juga. Malam pun kami lalu dengan suara – suara monster kecil beterbangan mencari mangsa. Walau kami digigit oleh monster kecil kami ikhlas
Seruan Tuhan untuk shalat pun berkumandang Aku dan Zahro memutuskan untuk menjalaninya, sedangkan Diah dan Lady sedang berhalangan saat itu. Fajar pun mulai muncul tak tega kami meninggalkan mereka,sebab terlalu besar jasa mereka pada kita. Yang tak terbayangkan lagi, aku diantarkan ke Stasiun untuk memesan tiket, perasaan kami terhadapnya semakin besar untuk membalas jasanya. Namun kami hanya memiliki sedikit uang sehingga tak dapat membalasnya saat itu. Tapi kami telah merencanakan yang lain untuknya. Semoga Tuhan meridhoi rencana kita. Aku merasakan betapa besarnya jasa mereka serta keluarganya pada kita, Sebab aku lah yang diantarkan ke Stasiun dengan anaknya. Namun kekacauan terjadi saat polisi menghampiri kami Ternyata ia hanya menasihati bahwa kami salah jalur. Aku heran masih pagi sudah ada polisi yang standbay untuk masyarakatnya. Aku salut dengan peraturan kota sebelah tersebut, namun sepanjang perjalanan pertanyaan bertubi – tubi padaku. Aku pun menceritakan semua pada anaknya tersebut dengan apa adanya. Sesampai rumah aku bercerita pada teman – teman,mereka pun juga merasa heran dengan peristiwa tadi. Tapi tak lama kemudian kami bergegas pergi untuk meninggalkan rumah tersebut. Sebelum kami pergi, kami memenuhi janji kami, dengan ikhlas kami melakukannya. Kami pun berpamitan untuk meninggalkan rumah malaikat paruh baya tersebut, dengan iringan doa dan restu dari mereka kami melangkahkan kaki dari rumahnya. Tak tau bagaiman perasaannya Kami tau perasaanya mungkin ia tak rela dengan kepergian kami, sebab ia tampakkan dari kata – katanya dan perilakunya yang mengantarkan kami hingga ke jalan depan. Kami berharap Tuhan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Kami hanya bisa mendoakan dari kota kelahiran kami disini, namun pasti Tuhan mendengarkannya. Setelah kami merasakan kebahagiaan yang sangat indah, serta pengalaman yang mengesankan. Waktu untuk kami meninggalkan kota yang penuh kenangan pun tiba. Tepat pukul 15.30 kami beranjak meninggalkannya. Selamat Tinggal Kota Kenangan. Selamat Datang Kota kelahiran. Kami tak akan melupakan orang – orang yang berbuat baik pada kita Sopir Lin, Karyawan Gramedia, Penjual Nasi deket UNEJ, Ibu di KA, serta malaikat penyelamat kami. Semua tak akan hilang begitu saja dalam benak kami. Kami mempunyai komitmen.
"Dikala nanti kami sukses, Kami tak akan lupa pada kalian Selagi waktu mempertemukan kami . Terima Kasih Tuhan melalui orang – orang tersebut Engkau tunjukkan kebesaranmu. Tuhan Kami selalu sayang padamu".

  I LOVE ALLAH